Bandungku menagih janji

22 juli 2011

Aku duduk sendiri dalam kegelapan disaat bus melaju perlahan menuju bandung…

Hatiku trus berkata, waktunya aku pulang, waktunya ku tepati janjiku terdahulu yang akan membuka senyuman baru saat ku kembali ke bandung…

Sangat berat meninggalkan sindangsari, sindangsari tempat aku menata hidup yang baru bersama teman2 yang baru setelah aku merasakan kehancuran anak labil gra2 patah hati… Aku tidak ingin pulang, sampai ku putuskan berpisah rombongan dengan teman2ku yang lain… Saat aku injakkan kaki di rumah kami, rumah yang suasananya selalu ramai, berantakan. Sekejap berubah menjadi rumah biasa yang sangat sepi dan rapi…Sangat berbeda…

Saat ku melihat ibu Ihat, ibu yang mengurus kami setiap hari, tertawa bersama kami setiap hari, sekarang raut wajahnya sangat berbeda… Inginku memeluknya dengan erat sambil ku teteskan air mata dan mengatakan berjuta kata maaf dan terimakasih, tapi aku tak boleh menangis dihadapannya, aku berusaha tersenyum dan mengucapkan salam perpisahan. dan 1 kalimat yang tak terucap dari bibirku “Aku pasti kembali kesini ibu, ketika aku sukses takkan pernah kulupakan dirimu, aku pasti kembali ibu, jangan takut dan jangan pernah merasa sepi lagi, tunggu aku kembali kesini”

Aku memang harus kembali ke bandung, ke rumah ku, disana papa dan bunda sudah menantiku.. Dengan berat hati aku tinggalkan desa sindangsari menuju terminal dengan dibonceng abang.. Abang adalah penghuni terakhir di rumah ibu ihat, anak kesayangan ibu ihat. Ryan Adhitia M namanya, satu-satunya personil pria dalam KKNM Desa Sindangsari 2011… Sepanjang perjalanan menuju terminal, aku tidak tau apa aku harus tersenyum atau tertawa atau menangis melihat setiap sudut jalan yang sudah menjadi pemandangaku setiap harinya… “Sungguh aku tak ingin pergi dr sini tuhan, kuatkan aku”

Aku melihat tatapan abang yang terlihat sama sepertiku, bingung diantara sedih dan merasa senang karena tugas2nya di desa sudah selesai. Ya begitulah kami, dua orang yang tidak mw pulang dari desa sindangsari karena merasa nyaman atas segalanya. Saat bus datang, abang yang mengurusku dr mulai memilih tempat duduk sampai mengamankan barang2ku karena dia tau bahwa aku pelupa… heheheh…. makasih banyak yaa abang the prince yang banyak selirnya…

Waktunya bus berjalan, waktunya aku pergi, hanya abang yg melambaikan tangan dari bawah bus dan kubalas dg lambaian tangan juga sambil tersenyum….

“dadah sindangsari dan sampai jumpa sindangdut” langsung ku pasang status itu di salah satu account jejaring sosialku…. Tak tahan aku ingin menangis saat ku lihat jalan yang biasa kulalui bersama teman2ku… Sekarang kami telah berpisah, semoga kelak dengan kesibukan kami masing2, kami tetap bisa saling berhubungan dan mempererat silaturahmi….

Selepas kota ciamis selesai dilalui bus aku memutuskan untuk tidur agar aku tak berlarut dalam kesedihan….. Ku pejamkan mataku sambil ku mengingat kisah2 suka dan duka selama ku di sindangsari, tak akan kulupakan satu moment pun dsana….

Setibanya di Bandung aku langsung menarik nafas dengan panjang dan menghembuskannya dengan keras. “Bandung, aku kembali. Lihatlah aku yang akan menepati janjiku. Janjiku untuk kembali menjadi seorang Dise Amalia yang penuh keceriaan dan semangat menghadapi hidup” tapi tetap hati kecilku berkata “bantu aku tuhan, aku belum sembuh benar dr kesakitanku saat ku meninggalkan bandung” hehehehe

Akhirnya sampai juga di rumah ku, Panyileukan Citra Blok AB XI no 1. Smuanya sangat berbeda dengan rumah kami di sindangsari. Memang rumahku jauh lebih nyaman tapi tak sehangat rumah kami di sindangsari… I will miss it….

KKNM DESA SINDANGSARI 2011

This entry was posted in Uncategorized. Bookmark the permalink.

Leave a comment